01 Mei 2013

Don’t Give Up !!!





Amsal 24 : 16
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana”

            Pernah nonton film SOUL SURFER? Film ini diambil dari kisah nyata seorang peselancar muda bernama Bethany Hamilton, ia sudah suka berselancar sejak masih kecil dan biasa berselancar dengan keluarga dan teman-temannya. Ia juga sering menjuarai lomba berselancar. Suatu kali ia berselancar di Tunnels Beach, Kauai, Hawai dengan sahabat dan kedua orangtua sahabatnya. Pagi sekitar pukul 07.50 mereka mulai mengayuh papan selancarnya menuju tengah lautan untuk menyambut gelombang tinggi, namun belum sampai ombak datang, tiba-tiba seekor ikan hiu sepanjang 4,3 meter menyerang Bethany, tanpa ada perlawanan hiu itu menggigit lengan kiri Bethany. Ia kehilangan lengan kirinya. Ia putus asa dan marah kepada Tuhan mengapa hal berharga yang dipunyainya hilang. Namun berkat dorongan orangtua, saudara, dan sahabat-sahabatnya ia mau bangkit dan berjuang untuk melawan keterbatasan yang ia miliki dan melanjutkan cita-citanya menjadi seorang peselancar. Ia juga bersyukur karena ia masih bisa diberi kehidupan dan tidak mengeluh pada keadaannya. Kejadian yang menyakitkan dapat berubah menjadi pelajaran hidup dan pemulihan dirinya. Sejak itu ia selalu mensyukuri dan tidak pernah menyerah lagi
            Apa kalian pernah mengalami hal yang sama dengan apa yang dialami oleh Bethany? Mengalami kegagalan atau keterpurukan? Tidak bisa mata pelajaran tertentu atau gagal melakukan sesuatu yang padahal sudah kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh. Kita ini adalah anak-anak muda yang sedang labil. Kita ingin menentukan arah masa depan kita besok. Namun, kita juga masih bingung mau berjalan dan menentukan kemana. Kita disibukkan dengan banyak tugas dan ulangan yang membuat kita capek dan bosan. Tak jarang dari kita mengeluh dan marah kepada Tuhan karena semua kesusahan yang kita lalui ini. Ada anak muda yang semakin jauh dari Tuhan karena kesibukannya sendiri.
            Saya juga pernah mengalami kegagalan dalam hal studi. Kegagalan saya adalah di pelajaran akuntansi. Dulu, saya selalu tidak tuntas dalam mata pelajaran akuntansi. Padahal, saya merasa jam belajar saya sudah cukup banyak. Saya mengikuti pelajaran dengan baik, mencatat, mengerjakan setiap tugas, dan belajar di luar jam sekolah dengan mengikuti kursus. Tapi, berkali-kali saya selalu gagal dan mendapat nilai dibawah target tuntas. Saya lelah dan sangat kecewa pada hasil pencapaian saya. Saya mulai menyalahkan pelajarannya, gurunya, dan bahkan soalnya. Saya tidak mau belajar dan justru menggerutu dengan keadaan saya. Saya enggan belajar lagi dan ingin hasil yang baik tanpa perjuangan yang banyak. Namun, suatu hari saya mendapat teguran dari mama saya. Ia mengatakan “Kalau mengalami kegagalan, ya belajar lagi. Memang ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan yang kamu inginkan”. Lalu sejak itu saya mulai mengkoreksi diri saya. Saya sadar bahwa selama ini jam belajar saya memang banyak, namun saya belum mendapatkan ‘pemahaman’ itu sendiri. Saya juga terlalu banyak menyibukkan diri dengan hal-hal pribadi yang tidak penting dan tidak seharusnya berguna untuk dilakukan. Mama saya juga mengingatkan kepada saya bahwa selama ini saya tidak mau dekat dengan Tuhan dan terlalu egois pada diri sendiri, padahal kunci dari keberhasilan seseorang ditentukan oleh campur tangan Tuhan. Saya mulai berlatih lebih banyak soal-soal akuntansi. Saya mulai menganalisis kelemahan dan materi yang kurang saya pahami. Saya berlatih dengan banyak soal-soal dan lebih fokus. Saya mulai mendekat kepada Tuhan lewat doa untuk penyerahan diri kepada-Nya. Saya berusaha dengan maksimal, dan Tuhan yang akan menyempurnakannya. Saya sangat merasakan cinta kasih Tuhan saat saya lelah dan mulai putus asa. Tuhan memberi saya kekuatan dan menemani saya. Sejak saat itu, saya mulai mendapat ‘pemahaman’ dan dapat mengerjakan soal-soal akuntansi. Bagi saya dulu pelajaran akuntansi merupakan ‘momok’ saya. Namun perlahan-lahan saya mulai terbiasa dengan akuntansi.
            Saat kita hidup, kita akan selalu bertemu dengan masalah. Mengalami kegagalan saat ulangan, tidak bisa sesuatu, ditolak atau tidak diterima, disalahkan, dimarahi, dsb. Hal itu membuat kita lemah dan tidak percaya diri lagi. Tuhan memberikan setiap masalah untuk mendewasakan diri kita. Kadang itu menyakitkan dan susah untuk dimengerti, tapi pasti Tuhan punya rencana yang indah untuk setiap kita. Bagai bejana yang siap dibentuk, kita harus siap menerima masalah-masalah itu dan tetap berpikir kritis dan positif saat mengalaminya. Tuhan tak akan pernah memberikan pencobaan melebihi kekuatan kita. Kadang kita tak mengerti maksud-Nya seperti apa untuk hidup kita.         Ada pelangi setelah hujan, ada sesuatu yang Tuhan sediakan bagi kita.
            Nah, sekarang tergantung respon kita dalam menghadapi suatu tantangan dan masalah tersebut. Kita menerimanya dengan positif, berjuang dan bangkit atau malah negatif, menyerah dan meninggalkannya. Tuhan tak pernah mau anak-anaknya menderita dan Ia mau setiap anak muda mengalami keberhasilan dan dibentuk menjadi bejana yang indah. Kalau kita ikut Tuhan, kita harus siap dibentuk menjadi sesuatu yang berharga, diatas rata-rata, dan tidak biasa-biasa saja. Ada sebuah kisah yang menceritakan penederitaan pensil karena ia harus dirauti, dihapus, diulang lagi. Ia merasakan sakit dan lelah, tapi dari kesakitan dan penderitaan seperti itulah ia dibentuk menjadi sesuatu yang berharga dan berguna bagi orang lain. Saat kita siap dibentuk, Tuhan akan bekerja.
            Seberapa besar waktu yang telah kalian sediakan dan kalian berikan untuk Tuhan? Tuhan mau setiap anak muda mendekat kepada-Nya. Kita diberikan waktu oleh Tuhan 24jam sehari. Tapi seberapa banyak waktu yang telah kita berikan untuk bersyukur dan memuji Dia? Ironisnya, seringkali kita malah mengeluh mengapa waktu sangat singkat dan padat. Kita menggunakan waktu yang sangat berharga itu untuk mengisi kesibukan kita sendiri dan akibatnya Tuhan dinomer “sekian”kan atau bahkan dilupakan. Waktu-waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk bertemu Tuhan malah kita sia-siakan dengan hal-hal yang tidak berguna. Misalnya saja bermain handphone, game-online, browsing, pergi hang-out, pacaran, menggosip, dsb. Padahal Tuhan sendiri ingin berbicara dan bertemu secara pribadi dengan kita. Kalau kita menjauhkan diri kita dari Tuhan, kapan kita akan diberikan berkat dan peneguhan yang sangat luarbiasa itu? Setiap hari minggu kita ke gereja, namun setiap harinya kita sibuk dengan urusan-urusan kita sendiri, ya sama saja bohong. Tuhan mau kita selalu dekat dengan Dia, karena Dia sangat menyayangi kita.
            Sadarilah bahwa setiap masalah yang Tuhan berikan kepada kita adalah cara Tuhan untuk mendewasakan dan membuat kita semakin dekat dengan-Nya. Tuhan telah berkorban untuk menghancurkan segala kutuk dosa kita semua. Kita ini sangat berharga dimata Tuhan. Tuhan ingin kita menjadi biji mata Nya. Ia menginginkan kita berhasil. Tapi semua itu juga tergantung dari kita sendiri. Kita mau dibentuk atau tidak. Dalam sebuah keberhasilan, tidak ada yang tanpa pengorbanan. Seseorang yang berhasil selalu mau berusaha mencapai dan menghadapi setiap tantangan dan masalah tersebut. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan jahat dan tidak peduli pada kita. Ia dapat melakukan perkara-perkara besar yang belum tentu kita kira. Karena Tuhan adalah Allah yang menyediakan, tidak pernah memberikan batu pada yang meminta roti. Asal kita percaya dan tidak menyerah “digembleng” Tuhan, kita akan menemukan kebahagiaan dan keberhasilan. Semua itu proses dan semua tergantung dari bagaimana kita menyikapinya. Tuhan mau setiap dari kita menjadi anak-anak muda yang berhasil. Keep Fighting, don’t Give Up ! Haleluya !

           

We Are Special for GOD


Then smiled a big smile
And He created YOU !
He saw you and said,
"What a CUTE litte kid !
I'm proud of myself  and the nice work I did !
Just look at me face with it's sweet little nose
Those arms and that tummy, those fingers and toest
I did my work well, now let everyone see,
That this is a CHILD who special to ME !"